Friday, 12 February 2016

Sedikit renungan untuk orang tua..HUTANG KEPADA ANAK ANAK KITA


Kita Selalu Berhutang banyak cinta kepada anak – anak. Tidak jarang kita memarahi mereka saat kita lelah. Kita membentak mereka padahal mereka belum benar – benar paham kesalahan yang mereka lakukan. Kita membuat mereka menangis karena kita ingin lebih dimegerti dan didengarkan. Tetapi seburuk apapun kita memperlakukan mereka, segalak apapun kita kepada mereka. Semarah apapun kita pernah membentak mereka … mereka akan tetap menggenggam tangan kita dengan tangan kecilnya… seolah semuanya baik – baik saja, seolah tak pernah terjadi apa – apa sebelumnya…. Mereka selalu punya banyak cinta untuk kita . meski seringkali kita tak membalas cinta mereka dengan cukup.

Kita selalu berhutang banyak kebahagian untuk anak – anak kita. Kita bilang kita bekerja keras demi kebahagian mereka. Tetapi kenyataannya merekalah yang justru membahagiakan kita dalam lelah di sisa waktu dan tenaga kita. Kita merasa bahwa kita bisa menghibur kesedihan mereka atau menghapus air mata dari pipi – pipi kecil meraka. Tetapi sebenarnya
Kitalah yang selalu mereka bahagiakan ….. merekalah yang selalu berhasil membuang kesedihan kita. Melapangkan kepenatan kita, menghapus air mata kita.

Kita selalu berhutang banyak waktu tentang anak – anak kita. Dalam 24 jam berapa lama waktu yang kita miliki untuk berbicara, mendengarkan, memeluk , mendekap dan bermain dengan mereka? Dari waktu hidup kita bersama mereka. Seberapa keras kita bekerja untuk menghadirkan kebahagian sesungguhnya di hari – hari mereka, melukis senyum sejati di wajah mungil mereka?

Tentang anak – anak , sesungguhnya merekalah yang selalu lebih dewasa dan bijaksana daipada kita. Merekalah yang selalu mengajari danmembimbing kita menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya. Seburuk apapun kita sebagai orang tua. Mereka selalu siap kapan saja untuk menjadi anak – anak terbaik yang pernah kita punya.


Kita selalu berhuang kepada anak – anak kita….. anak anak yangsetiap hari menjadi korban dari betapa buruknya cara kita mengelola emosi. Anak – anak yang terbakar residu ketidakbecusan kita saat mencoba menjadi manusia dewasa. Anak – anak yang menanggung konsekuensi dari nasib buruk yang setiap hati kita buat sendiri. Anak – anak yang barangkali masa depanya terkorbankan gara – gara kita tak bisa merancang masa depan kita sendiri.

…… Tetapi mereka tetap tersenyum , mereka tetap member kita banyak cinta, mereka selalu mencoba membuat kita bahagia.

Maka dekap lah anak – anakmu, tataplah mereka dengan kasih saying dan penyesalan katakana pada mereka. “ maafkan untuk hutang – hutang yang belum terbayarkan…. Maafkan jika semua huhtang ini telah membuat Tuhan tak berkenan. Maafkan karena hanya pemaafan dan kebahagiaan kalianlah yang bisa membuat hidup ayah dan ibu lebih baik dari sebulumnya …… lebih baik dari sebelumnya. 





Sumber : http://religimistik.blogspot.co.id/


0 comments:

Post a Comment