KUNJUNGAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN kOTA kEDIRI KE YAYASAN AR RAHMAN KOTA KEDIRI

Kepala Dinas Kota Kediri Drs.Maki Ali MSc didampingi pendiri yayasan pendidikan arrahman Alm.H.Imam Hambali WS sedang menyaksikan siwa/i smp arrahman pratek menanam Buah Tin di Laboratorium Alam.

KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA KEDIRI MENYAKSIKAN PERAKITAN KOMPUTER OLEH SISWA SMP ARRAHMAN KOTA KEDIRI

Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri beserta rombongan di dampingi pendiri Yayasan Arrahman Alm.H.Imam Hambali WS menyaksikan perakitan komputer oleh siswa SMP Ar rahman Kota kediri.

KUNJUNGAN STUDI BANDING DARI GONTOR 3 KE YAYASAN AR RAHMAN KOTA KEDIRI

Para Santri dari gontor 3 kediri sedang manyaksikan perakitan komputer oleh siswa SMP Ar Rahman Kota kediri

DIREKTUR PONDOK MODERN GONTOR 3 MENYAKSIKAN PERAKITAN KOMPUTER

Direktur Pondok Modern Gontor 3 di dampingi Pendiri Yayasan Pendidikan Ar Rahman Alm.H.Imam Hambali WS Menyaksikan Perakitan komputer oleh siswa SMP Ar Rahman Kota Kediri

MANASIK HAJI DI SIMPANG lIMA GUMUL

Seluruh siswa/i dan dewan Asatif Yayasan Pendidikan Ar Rahman sedang melaksanakan Manasik Haji Sebagai kegiatan Rutinitas 1 tahunan di Simpang Lima Gumul sebagai pembelajaran pelaksanaan rukun islam yang ke 5.

Thursday 31 January 2019

BROSUR PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU SMP PLUS AR RAHMAN



Gejala Penderita Kecanduan Internet......


Penggunaan gawai di Indonesia meningkat dengan pesat. Selain membawa dampak positif, pertumbuhan ini juga membawa dampak negatif. Salah satunya, ketergantungan atau adiksi internet. Adiksi internet ditandai dengan keasikan yang berlebihan atau kurang terkontrol dalam perilaku penggunaan komputer dan akses internet. Kondisi ini lalu menyebabkan gangguan atau penderitaan pada yang mengalaminya. “Menurut SS Black DW, Belsare G dalam paper-nya mendefinisikan adiksi internet sebagai pengguna komputer yang kompulsif.” Begitu penjelasan Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Dimitri Mahayana
Lalu, bagaimana dengan pola pengguna internet di Indonesia? Dimitri menjelaskan, pada tahun 2018 lalu, mahasiswa S-3 Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan penelitian terhadap 514 responden di Indonesia. Ia meneliti ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap internet dengan menggunakan metode Internet Addiction Test (IAT). “Ada 20 pertanyaan yang harus dijawab dalam metode ini. Misal, seberapa sering Anda lebih memilih online daripada keluar dengan teman-teman?” Hasilnya, 32,4 persen responden menggunakan internet secara normal. Lalu 55,3 persen masuk kategori adiksi internet ringan. Kemudian 11,9 persen mengalami adiksi internet tingkat sedang, dan 0,4 persen mengalami ketergantungan internet yang parah. “Adiksi internet ini kalau parah mengarah ke attention defisit disorder (ADD).”
“Setiap mengalami nilai jatuh, putus cinta, lari ke internet. Karena ia bisa kontrol semuanya." "Sesuatu yang tidak disuka dia bisa quit sesuka hati. Ia tidak sanggup menghadapi alam nyata,” tambah dia. Dalam kondisi yang sangat parah, penderita kecanduan internet sulit membedakan dunia nyata dan khayalan. Ia pernah menghadapi kasus, seseorang yang meminta diantar melamar ke suatu tempat. Begitu sampai, orang tersebut tidak ada, dan rupanya hanya teman khayalannya saja. “Seolah orang tersebut masuk ke alam yang lain,” ucap dia. Di sejumlah negara sudah bermunculkan klinik-klinik untuk penderita adiksi internet. Di Tanah Air, kecenderungan kasus semacam ini biasanya ditangani oleh psikilog maupun psikiater.
“Dalam pemberitaan Reuters, di Korea Selatan sebanyak 2 juta orang mengalami adiksi internet berbagai tingkatan." "Sebanyak 68.000 di antaranya berusia 10-19 tahun,” ungkap dia. Gejalanya, sambung Dimitri, bisa dilihat dari kebiasaan dia sehari-hari. Orang dengan adiksi internet biasanya tidak tahan tidak bersentuhan dengan internet. Bila sedang kuliah, rapat, atau lainnya, ia kerap melihat gadget. Ia akan resah bila tidak bertemu internet dalam beberapa jam. Waktu interaksi dengan internet pun terbilang panjang. Di Amerika Serikat, terdapat orang yang setiap harinya harus bersentuhan dengan internet sekitar 18 jam sehari. “Setiap orang bisa terkena adiksi internet. Jadi bijaklah dalam menggunakan internet,” kata Dimitri

Wednesday 16 January 2019

Kemendikbud Pertegas Penafsiran Radius Zonasi dalam PPDB 2019/2020




Kemendikbud berharap tahun ini tidak terjadi kesalahpahaman seperti tahun sebelumnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal mempertegas penafsiran jarak atau radius dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) berbasis zonasi tahun ajaran 2019/2020. Penegasan regulasi tersebut dituangkan dalam Permendikbud tentang PPDB tahun 2019.
"Jadi tujuannya untuk mengurangi kesalahpahaman penafsiran jarak antara aturan PPDB dengan pemda setempat, seperti yang terjadi pada tahun kemarin," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad, Ahad (13/1).
Untuk itu, Permendikbud PPDB tahun 2019 akan menegaskan dengan regulasi tambahan yang lebih memerinci petunjuk teknis dan definisi zonasi. Sehingga, Kemendikbud berharap tahun ini tidak terjadi kesalahpahaman seperti yang terjadi tahun sebelumnya.
Menurut dia, dalam Permendikbud yang kini masih diundangkan di Kementerian Hukum dan HAM juga akan mengatur jarak antar tempat tinggal dan sekolah yang berada pada dua wilayah administrasi berbeda.
"Jadi ukuran dekat itu bukan berarti dekat-dekatan, yang penting berada dalam zona itu semua adalah prioritas," ucap Hamid. Dia pun optimistis, pelaksanaan PPDB berbasis zonasi tahun ajaran 2019/2020 bisa mempercepat akselerasi kualitas pendidikan nasional.
Sebelumnya, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi tahun ajaran 2019/2020 sudah diteken oleh Mendikbud Muhadjir Effendy, Selasa (8/1). Saat ini, Permendikbud tersebut sedang diharmonisasi atau diundangkan di Kementerian Hukum dan HAM.
Dia mengungkapkan, PPDB berbasis zonasi tahun ajaran 2019/2020 akan tetap membuka beberapa jalur yang tetap mengutamakan zonasi di setiap jalurnya. Kendati begitu dia belum menjelaskan secara detail jalur apa saja yang akan dibuka pada PPDB berbasis zonasi tahun ajaran 2019/2020.

Mapel Informatika akan Diterapkan Mulai Tahun Ajaran 2019


Mapel Informatika akan diterapkan untuk jenjang SMP dan SMA

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akhirnya akan kembali menjadi mata pelajaran (mapel), namun dengan nama baru yaitu Informatika. Rencananya, Mapel Informatika akan diterapkan untuk jenjang SMP dan SMA pada tahun ajaran 2019 mendatang.
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Awalludin Tjalla mengaku, masih memiliki kendala terkait jumlah guru. Saat ini, total guru Informatika hanya 40 ribu dan guru yang tersertifikasi dan memiliki kompetensi linier hanya setengahnya atau 20 ribu guru saja. 
"Jumlah itu (40 ribu guru) untuk SMP dan SMA, di satu sisi juga tidak ada penambahan guru baru," ungkap Tjalla, Ahad (2/9).
Selain itu merujuk pada laporan di lapangan, kata Tjalla, masih ada beberapa kendala lain seperti belum sinkronnya konten buku dan kompetensi dasar guru. Sehingga pihaknya masih perlu merumuskan strategi pembelajaran Informatika yang lebih kompatibel.
"Karena selembar informasi di buku oleg guru berkompetensi baik, bisa disampaikan (dieksplor) untuk bahan mengajar selama empat jam pelajaran. Tapi guru yang tidak kompeten seratus halaman saja bahkan belum cukup untuk sejam pelajaran," kata dia.
Karena itu dia mendorong para guru Informatika untuk terus mengeksplor dan mengasah kompetensi masing-masing sebelum mulai proses belajar. Sehingga ilmu yang disampaikan kepada siswa bisa menjawab kebutuhan zaman. 
Dia menyampaikan, hingga saat ini pihaknya pun telah menyiapkan sisi dokumen implementasinya agar informatika bisa disampaikan dengan tepat dan baik. Mulai dari pengkajian dan validasi kompetensi dasar, kemudian uji coba, hingga tahap penyamaan persepsi antara akademisi dengan guru.

Monday 14 January 2019

Perbedaan Post dan page (Halaman) di Blogger


Hallo kawan-kawan, kali ini saya mau memberitahu Perbedaan Antara Post dan Halaman Blog.
Kita pasti sering bertanya, apa sih bedanya artikel (post) dengan halaman (laman). Padahal dari sisi fungsinya, sama-sama untuk menulis artikel seperti biasanya. Ternyata antara post dengan page berbeda, walau fungsinya hampir mirip. Apa saja perbedaannya ? berikut ini Perbedaan Antara Post (Entri) dan Page (Laman) Blog.
Cara Membuat
·         Laman: Dashboard > Laman > Buat laman baru.
·         Post: Dashboard > Post > Buat entri baru.
Cara Membuat Konten
·         Laman: Dahulukan judul daripada isi tulisannya, agar ketika dipublish link halaman berbentuk seperti judul bukan isi tulisan.
·         Post: Bisa langsung diisi konten apa saja yang kita mau.
Jumlah Terbitan
·         Laman: Untuk membuat dan menampilkan laman, dibatasi hanya sampai 20 laman saja.
·         Post: Untuk membuat post artikel tidak ada batasan, karena sudah ada yang pernah membuat artikel sampai 1000 post, tapi itu tergantung space default yang diberikan pihak google, biasanya 15GB.
Tampilan
·         Laman: Sama seperti post, tetapi tidak ditampilkan pada halaman beranda ketika dipublish. Agar ada yang tau isi dari laman, link laman harus diketahui. Biasanya link laman diletakkan pada menu, sidebar atau footer blog. Intinya harus ada navigasi yang memberitahu letak dari laman tersebut.
·         Post: Sedangkan halaman post akan muncul di halaman beranda ketika konten artikel telah dipublish.
Fungsi
·         Laman: Biasanya laman digunakan untuk membuat link yang berisi informasi About Me, Contact Us, Advertise, dan Terms of Service, dll yang biasanya terletak pada menu blog.
·         Post: Halaman post ini sangat penting untuk memaksimalkan blog atau meningkatkan rating blog dengan cara menampilkan konten artikel yang bermanfaat.
Kategori
·         Laman: (page) tidak bisa memakai label atau kategori, karena untuk membuat sebuah halaman penuh atau statis.
·         Post: Karena kontennya bermacam-macam untuk ditampilkan atau dipublikasikan, jadi mengharuskan setiap artikel yang dibuat diberikan kategori.
Catatan: Jangan gunakan laman untuk membuat artikel, untuk membuat artikel cukup menggunakan post (entri) saja.
Itulah sedikit informasi mengenai Perbedaan Antara Post (Entri) dan Page (Laman) Blog. Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat untuk kalian.